Senin, 31 Oktober 2011

LAYER SWITCHING

Layer 3 Switching memungkinkan komunikasi antar VLAN atau antar segmen jaringan dengan kecepatan tinggi mendekati kecepatan komunikasi kabel Ethernet pada umumnya. Komunikasi antar jaringan pada layer 3 biasa menggunakan piranti Router yang umum digunakan untuk komunikasi antar site lewat WAN Cloud. Salah satu piranti Layer 3 Switching adalah GSM7324 NETGEAR layer 3 Switch. Layer 3 Switching sangat berguna untuk mengurangi latensi dan meningkatkan kinerja komunikasi antar segmen di suatu jaringan berskala business sedang sampai jaringan corporasi yang complex.

GSM7324 NETGEAR layer 3 Switch 
GSM7324 NETGEAR layer 3 Switch
Kita bisa meningkatkan kinerja LAN dengan menggunakan backbone links kecepatan tinggi Gigabit dan juga menggunakan Switch LAN dengan performa tinggi. Untuk jaringan multi-segmen pemakaian Layer 3 Switching akan sangat meningkatkan kinerja komunikasi antar segmen dengan latensi minimal. Semua links seharusnya dimaksimalkan untuk throughput dan semua masalah bottleneck harus diselesaikan. Technology yang menggunakan Link Agregasi memberikan suatu cara untuk skalabilitas kebutuhan bandwidth LAN. Adopsi Gigabit dan backbone 10GE dimasa depan akan menjamin skalabilitas LAN dan memberikan integrasi yang mulus untuk layanan jaringan yang ada sekaranga maupun di masa mendatang. Anda bisa mempertimbangkan GSM7324 NETGEAR layer 3 Switch. Penggunaan layer 3 Switching akan dapat membantu menyelesaikan masalah latensi komunikasi antar segmen dan juga batasan kinerja yang biasa digunakan oleh paket filtering yang menggunakan routing berdasarkan processor. Layer 3 Switching adalah technology LAN yang digunakan untuk meningkatkan kinerja routing antar VLAN dan tercapainya kecepatan forwarding transparent. NETGEAR GSM7324 layer 3 Switch memberikan semua akan kebutuhan Switching Layer 3. Kebutuhan minimum standard untuk kinerja LAN dan Layer 3 Switching adalah sebagai berikut:


1. Semua Links harus dimaksimalkan untuk throughput dan semua masalah bottleneck harus diselesaikan.      Jika terdeteksinya masalah bottlenecks maka perlu dipertimbangkan untuk meng-upgrade link backbone yang bersifat critis dan segment2 server juga perlu diupgrade. Tentunya ada mekanisme untuk menganalisa troughput dari Switcing dan Routing.
2. Untuk mencapai suatu kinerja tinggi dalam komunikasi antar LAN atau antar VLAN maka solusi pemakaian Layer 3 Swicthing sangat diperlukan.
3. Suatu Layer 3 Swicting setidaknya menawarkan rate forwarding pada atau diatas 5 sampai 10 Mpps (Million packets per second) atau bisa diskalakan pada kecepatan yang didapatkan pada jaringan LAN 100/1000 Mbps.
4. Suatu layer 3 Switching setidaknya juga memberikan access-list extended (paket filtering) Checking In Silicon untuk meningkatkan kecepatan forwarding paket dan mengurangi latensi jaringan. Link jaringan kecepatan tinggi bisa menggunakan layanan Ethernet Gigabit. Kecepatan Links lebih jauh bisa ditingkatkan dengan menggunakan teknologi Ether Channel technologies (FEC\GEC). Teknologi ini bisa memberikan pipa data yang lebar masing2 sekitar 800 Mbps (untuk FEC) atau 8 Gbps (untuk GEC)

Jika diperlukan troughput routing kecepatan tinggi untuk komunikasi internetwork atau antar VLAN maka pemakaian Layer 3 Switching harus digunakan. Layer 3 Switcing adalah solusi routing secara hardware (Silicon) dengan kinerja yang sangat tinggi yang bisa memberikan solusi routing paket dengan kecepatan tinggi dengan latensi rendah. Routing secara konvesional adalah berdasarkan processing CPU yang menghasilkan kecepatan routing rendah (kurang dari 500 Kbps), sementara beberapa implementasi dari Layer 3 Switcing bisa memberikan kecepatan forwarding paket pada atau diatas 15 Mpps atau setara kecepatan teknologi Ethernet 100/1000 Mbps.
Multi-layer switching (MLS) adalah Switching hardware yang bisa melakukan Switching layer-2, layer-3 dan layer-4 atau bahkan layer lebih tinggi lainnya. Hal ini adalah sangat penting jika dalam satu perangkat tunggal diperlukan untuk memberikan switching dan routing didalam LAN dengan kinerja yang tinggi. Layer-4 Switching adalah penting jika keterbatasan masalah kinerja dan latensi paket filtering lewat extended access-list perlu diatasi.

Layer 3 Switching Diagram 
Layer 3 Switching Diagram
Normal paket filtering berdasarkan processor adalah kinerja operasi sangat intensive, dengan dilakukan banyak paket test akan menghambat throughput paket. Multi Layer Switching akan mengatasi overhead kinerja dengan mengidentifikasikan aliran paket yang valid, paket di routing sekali dan secara bergiliran semua paket di Switching kedalam aliran. Performa jaringan seharusnya di optimalkan dengan cara yang effektif agar memadai untuk kebutuhan kinerja jaringan saat ini maupun dimasa mendatang. Bottlenecks jaringan seharusnya di selesaikan agar kinerja jaringan menjadi lebih baik begitu juga response time aplikasi.
Dengan tidak menggunakan Layer 3 Switching antar segmen jaringan performa tinggi, maka bottleneck routing akan tidak terhindarkan.

 NETGEAR GSM7324 layer 3 Switch
Berikut ini adalah GSM7324 Netgear layer 3 Switch yang merupakak Layer 3 Switch penuh dengan fungsional Gigabit dengan harga terjangkau. GSM7324 Netgear layer 3 Switch ini adalah switch dengan management full memberikan fitur Layer 3 yang anda harapkan, troughput maksimal dan fleksibilitas tuntutan jaringan2. GSM7324 Netgear layer 3 Switch sangat ideal untuk backbone links Swicthes kecepatan tinggi, server Gigabit, atau untuk tuntutan jaringan semua Gigabit. GSM7324 Netgear layer 3 Switch memberikan switching fungsional Layer-2 dan Layer-3 yang bisa di manage dikombinasikan dengan kualitas layanan L2/L3/L4, pembekalan bandwidth, dan fitur access control memungkinkan telephoni VoIP, video converancing, dan aplikasi hemat biaya lainnya. Fitur berikut ini menjadikan GSM7324 Netgear layer 3 Switch sebagai inti semua tuntutan jaringan Gigabit.

1. Kemampuan routing: routing IPv4 pada kecepatan Ethernet, dengan routing sampai 512 route per unit; VRRP (IP redundancy), ICMP, RIP I dan RIP II, OSPF, dan DHCP/BOOTP relay
2. Kemampuan Switching: Port trunking, proteksi STP broadcast storm, extensive VLAN support, IGMP snooping, Rapid Spanning Tree, dan link aggregation
3. Fitur kualitas layanan: DiffServ, access control lists, dan pembekalan bandwidth menggunakan informasi L2, L3, dan L4.

Harga sangat terjangkau, GSM7324 Netgear Layer 3 Switch memberikan fleksibilitas koneksi dari 12 / 24 port Gigabit atau dengan modul SFP (small form-factor pluggable) dijual terpisah.

TRACERT WEB










Rabu, 26 Oktober 2011

MAC ADDRESS
 
SERVER
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-74-E6
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 1
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe06
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-6C-DA
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 2
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe02
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-74-42
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 3
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe03
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-72-1C
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 4
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe04
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-6C-82
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 5
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe05
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-5B-CB-BB
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 6
 
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe06
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-70-E4
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 7
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe07
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-6C-A0
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 8
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe08
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-71-74
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155
CLIENT 9
 
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.
C:\Documents and Settings\koko>IPCONFIG /ALL
Windows IP Configuration
        Host Name . . . . . . . . . . . . : reckoe09
        Primary Dns Suffix  . . . . . . . :
        Node Type . . . . . . . . . . . . : Unknown
        IP Routing Enabled. . . . . . . . : No
        WINS Proxy Enabled. . . . . . . . : No
Ethernet adapter Local Area Connection:
        Connection-specific DNS Suffix  . :
        Description . . . . . . . . . . . : Realtek RTL8102E Family PCI-E Fast E
thernet NIC
        Physical Address. . . . . . . . . : 00-30-67-49-67-81
        Dhcp Enabled. . . . . . . . . . . : No
        IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.1.16
        Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0
        Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.1.1
        DNS Servers . . . . . . . . . . . : 203.130.193.74
                                            202.134.1.155

Jumat, 07 Oktober 2011

perbedaan RISC dan CISC

Perbedaan RISC dengan CISC

Tipe Processor
1. RISC ( Reduced Instruction Set Computer )
    - CPU Apple
2. CISC ( Complex Instruction Set Computer )
    - AMD CPU dan Intel

RISC singkatan dari Reduced Instruction Set Computer. Merupakan bagian dari arsitektur mikroprosessor, berbentuk kecil dan berfungsi untuk negeset istruksi dalam komunikasi diantara arsitektur yang lainnya.
Sejarah RISC
Proyek RISC pertama dibuat oleh IBM, stanford dan UC –Berkeley pada akhir tahun 70 dan awal tahun 80an. IBM 801, Stanford MIPS, dan Barkeley RISC 1 dan 2 dibuat dengan konsep yang sama sehingga dikenal sebagai RISC. RISC mempunyai karakteristik :
• one cycle execution time : satu putaran eksekusi. Prosessor RISC mempunyai CPI (clock per instruction) 
   atau waktu per instruksi untuk setiap putaran. Hal ini dimaksud untuk mengoptimalkan setiap instruksi pada 
   CPU.
• pipelining:adalah sebuah teknik yang memungkinkan dapat melakukan eksekusi secara simultan.Sehingga 
   proses instruksi lebih efiisien
• large number of registers: Jumlah register yang sangat banyak. RISC di Desain dimaksudkan untuk dapat 
  menampung jumlah register yang sangat banyak untuk mengantisipasi agar tidak terjadi interaksi yang 
  berlebih dengan memory.

Disingkat dengan CISC. Rangkaian instruksi built-in pada processor yang terdiri dari perintah-perintah yang kompleks. Instruksi-instruksi yang tersedia memudahkan para programmer untuk mengembangkan aplikasi untuk plattform CISC. Di lain pihak, banyaknya instruksi dalam CISC dapat mengurangi kecepatannya. Chip Intel x86 merupakan chip dari jenis CISC karena ia menggunakan set instruksi kompleks.
CISC merupakan kebalikan dari RISC, biasanya digunakan pada keluarga processor untuk PC (AMD, Cyrix). Para pesaing Intel seperti Cyrix dan AMD juga telah menggunakan chip RISC tetapi ia telah dilengkapi dengan penukar (converter) CISC.
Di sini chip jenis RISC akan membahagikan operasi besar kepada beberapa operasi yang lebih mudah sehingga terdapat perintah-perintah kecil yang mampu memproses dengan cepat.
Para perancang mikroprosesor mencari kinerja lebih bagus di dalam keterbatasan teknologi kontemporer. Pada tahun 1970-an misalnya, memori diukur dengan kilobyte dan sangat mahal saat itu. CISC merupakan pendekatan dominan karena menghemat memori.
Pada arsitektur CISC seperti Intel x86, yang diperkenalkan pada tahun 1978, bisa terdapat ratusan instruksi program - perintah-perintah sederhana yang menyuruh sistem menambah angka, menyimpan nilai dan menampilkan hasilnya. Bila semua instruksi panjangnya sama, instruksi sederhana akan memboroskan memori. Instruksi sederhana membutuhkan ruang penyimpanan 8 bit, sementara instruksi yang paling kompleks mengkonsumsi sebanyak 120 bit.
Walaupun instruksi dengan panjang bervariasi lebih sulit diproses oleh chip, instruksi CISC yang lebih panjang akan lebih kompleks. Bagaimanapun, untuk memelihara kompatibilitas software, chip x86 seperti Intel Pentium III dan AMD Athlon harus bekerja dengan instruksi CISC yang dirancang pada tahun 1980-an, walaupun keuntungan awalnya yaitu menghemat memori tidaklah penting sekarang.
Kelebihan dan kekurangan dari dua arsitektur tersebut sering menjadi perdebatatan diantara para ahli. Namun demikian teknologi terkini menggunakan arsitektur RISC ini.

Perbedaan RISC dengan CISC dilihat dari segi instruksinya
RISC ( Reduced Instruction Set Computer )
- Menekankan pada perangkat lunak, dengan sedikit transistor
- Instruksi sederhana bahkan single
- Load / Store atau memory ke memory bekerja terpisah
- Ukuran kode besar dan kecapatan lebih tinggi
- Transistor didalamnya lebih untuk meregister memori
CISC ( Complex Instruction Set Computer )
- Lebih menekankan pada perangkat keras, sesuai dengan takdirnya untuk pragramer.
- Memiliki instruksi komplek. Load / Store atau Memori ke Memori bekerjasama
- Memiliki ukuran kode yang kecil dan kecepatan yang rendah.
- Transistor di dalamnya digunakan untuk menyimpan instruksi - instruksi bersifat komplek

Sudah sering kita mendengar debat yang cukup menarik antara komputer personal IBM dan kompatibelnya yang berlabel Intel Inside dengan komputer Apple yang berlabel PowerPC. Perbedaan utama antara kedua komputer itu ada pada tipe prosesor yang digunakannya. Prosesor PowerPC dari Motorola yang menjadi otak utama komputer Apple Macintosh dipercaya sebagai prosesor RISC, sedangkan Pentium buatan Intel diyakini sebagai prosesor CISC. Kenyataannya komputer personal yang berbasis Intel Pentium saat ini adalah komputer personal yang paling banyak populasinya. Tetapi tidak bisa pungkiri juga bahwa komputer yang berbasis RISC seperti Macintosh, SUN adalah komputer yang handal dengan sistem pipelining, superscalar, operasi floating point dan sebagainya.
Apakah memang RISC lebih lebih baik dari CISC atau sebaliknya. Tetapi tahukah kita dimana sebenarnya letak perbedaan itu. Apakah prosesor dengan instruksi yang lebih sedikit akan lebih baik dari prosesor yang instruksinya kompleks dan lengkap. Apakah memang perbedaan prosesor itu hanya dari banyak atau tidaknya instruksi saja. Bukankah jumlah instruksi tidak berhubungan dengan ke-handal-an suatu prosesor. Pertanyaan-pertanyaan ini yang hendak dijawab melalui tulisan berikut. Namun supaya lebih dekat dengan elektronika praktis, ElectronicLab akan lebih fokus pada mikrokontroler low-cost yang berbasis RISC dan CISC. Sebagai contoh dari mikrokontroler CISC adalah 68HC11 buatan Motorola dan 80C51 dari Intel. Kita juga mengenal keluarga PIC12/16CXX dari Microchip dan COP8 buatan National Semiconductor sebagai mikrokontroler yang berbasis RISC.
CISC adalah singkatan dari Complex Intruction Set Computer dimana prosesor tersebut memiliki set instruksi yang kompleks dan lengkap. Sedangkan RISC adalah singkatan dari Reduced Instruction Set Computer yang artinya prosesor tersebut memiliki set instruksi program yang lebih sedikit. Karena perbedaan keduanya ada pada kata set instruksi yang kompleks atau sederhana (reduced), maka mari kita bahas sedikit tentang intruksi itu sendiri.
Sistem mikrokontroler selalu terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat lunak ini merupakan deretan perintah atau instruksi yang dijalankan oleh prosesor secara sekuensial. Instruksi itu sendiri sebenarnya adalah bit-bit logik 1 atau 0 (biner) yang ada di memori program. Angka-angka biner ini jika lebarnya 8 bit disebut byte dan jika 16 bit disebut word. Deretan logik biner inilah yang dibaca oleh prosesor sebagai perintah atau instruksi. Supaya lebih singkat, angka biner itu biasanya direpresentasikan dengan bilangan hexa (HEX). Tetapi bagi manusia, menulis program dengan angka biner atau hexa sungguh merepotkan. Sehingga dibuatlah bahasa assembler yang direpresentasikan dengan penyingkatan kata-kata yang cukup dimengerti oleh manusia.
Bahasa assembler ini biasanya diambil dari bahasa Inggris dan presentasinya itu disebut dengan Mnemonic. Masing-masing pabrik mikroprosesor melengkapi chip buatannya dengan set instruksi yang akan dipakai untuk membuat program.
Biner Hexa Mnemonic
10110110 B6 LDAA …
10010111 97 STAA …
01001010 4A DECA …
10001010 8A ORAA …
00100110 26 BNE …
00000001 01 NOP…
01111110 7E JMP …
Sebagian set instruksi 68HC11
Pada awalnya, instruksi yang tersedia amat sederhana dan sedikit. Kemudian desainer mikroprosesor berlomba-lomba untuk melengkapi set instruksi itu selengkap-lengkapnya. Jumlah instruksi itu berkembang seiring dengan perkembangan desain mikroprosesor yang semakin lengkap dengan mode pengalamatan yang bermacam-macam. Mikroprosesor lalu memiliki banyak instruksi manipulasi bit dan seterusnya dilengkapi dengan instruksi-instruksi aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Seperti contohnya 68HC11 banyak sekali memiliki set instruksi untuk percabangan seperti BNE, BLO, BLS, BMI, BRCLR, BRSET dan sebagainya.
Perancang mikroprosesor juga memperkaya ragam instruksi tersebut dengan membuat satu instruksi tunggal untuk program yang biasanya dijalankan dengan beberapa intruksi. Misalnya pada 80C51 untuk contoh program berikut ini.
LABEL …
DEC R0
MOV A,R0
JNZ LABEL
Program ‘decrement’ 80C51
Program ini adalah program pengulangan yang mengurangi isi register R0 sampai register R0 menjadi kosong (nol). Intel menambah set instruksinya dengan membuat satu instruksi khusus untuk keperluan seperti ini :
LABEL ….
DJNZ R0,LABEL
Instruksi ‘decrement jump not zero’ 80C51
Kedua contoh program ini hasilnya tidak berbeda. Namun demikian, instruksi kompleks seperti DJNZ mempermudah pembuat program. Set instruksi yang lengkap diharapkan akan semakin membuat pengguna mikroprosesor leluasa menulis program dalam bahasa assembler yang mendekati bahasa pemrograman level tinggi. Intel 80C51 yang dikembangkan dari basis prosesor 8048 dirilis pada tahun 1976 memiliki tidak kurang dari 111 instruksi. Tidak ketinggalan, 68HC11 dari Motorola yang populer di tahun 1984 dilengkapi dengan 145 instruksi. Karena banyak dan kompleksnya instruksi yang dimiliki 68HC11 dan 80C51, kedua contoh mikrokontroler ini disebut sebagai prosesor CISC.
Debat CISC versus RISC dimulai ketika pada tahun 1974 IBM mengembangkan prosesor 801 RISC. Argumen yang dipakai waktu itu adalah mengapa diperlukan instruksi yang kompleks. Sebab pada prinsipnya, instruksi yang kompleks bisa dikerjakan oleh instruksi-instruksi yang lebih sederhana dan kecil. Ketika itu penggunaan bahasa tingkat tinggi seperti Fortran dan kompiler lain (compiler/interpreter) mulai berkembang. Apalagi saat ini compiler seperti C/C++ sudah lazim digunakan. Sehingga sebenarnya tidaklah diperlukan instruksi yang kompleks di tingkat prosesor. Kompiler yang akan bekerja men-terjemahkan program dari bahasa tingkat tinggi menjadi bahasa mesin.
Untuk melihat bagaimana perbedaan instruksi RISC dan CISC, mari kita lihat bagaimana keduanya melakukan perkalian misalnya c = a x b. Mikrokontroler 68HC11 melakukannya dengan program sebagai berikut :
LDAA #$5
LDAB #$10
MUL
Program 5×10 dengan 68HC11
Cukup tiga baris saja dan setelah ini accumulator D pada 68HC11 akan berisi hasil perkalian dari accumulator A dan B, yakni 5 x 10 = 50. Program yang sama dengan PIC16CXX, adalah seperti berikut ini.
MOVLW 0×10
MOVWF Reg1
MOVLW 0×05
MOVWF Reg2
CLRW
LOOP ADDWF Reg1,0
CFSZ Reg2,1
GOTO LOOP
Program 5×10 dengan PIC16CXX
Prosesor PIC16CXX yang RISC ini, tidak memiliki instruksi perkalian yang khusus. Tetapi perkalian 5×10 itu sama saja dengan penjumlahan nilai 10 sebanyak 5 kali. Kelihatannya membuat program assembly dengan prosesor RISC menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan prosesor CISC. Tetapi perlu diingat, untuk membuat instruksi yang kompleks seperti instruksi MUL dan instruksi lain yang rumit pada prosesor CISC, diperlukan hardware yang kompleks juga. Dibutuhkan ribuan gerbang logik (logic gates) transistor untuk membuat prosesor yang demikian. Instruksi yang kompleks juga membutuhkan jumlah siklus mesin (machine cycle) yang lebih panjang untuk dapat menyelesaikan eksekusinya. Instruksi perkalian MUL pada 68HC11 memerlukan 10 siklus mesin dan instruksi pembagiannya memerlukan 41 siklus mesin.
Pendukung RISC berkesimpulan, bahwa prosesor yang tidak rumit akan semakin cepat dan handal. Hampir semua instruksi prosesor RISC adalah instruksi dasar (belum tentu sederhana), sehingga instruksi-instruksi ini umumnya hanya memerlukan 1 siklus mesin untuk menjalankannya. Kecuali instruksi percabangan yang membutuhkan 2 siklus mesin. RISC biasanya dibuat dengan arsitektur Harvard, karena arsitektur ini yang memungkinkan untuk membuat eksekusi instruksi selesai dikerjakan dalam satu atau dua siklus mesin.
Sebagai perbandingan jumlah instruksi pada prosesor RISC, COP8 hanya dilengkapi dengan 58 instruksi dan PIC12/16CXX hanya memiliki 33 instruksi saja. Untuk merealisasikan instruksi dasar yang jumlah tidak banyak ini, mikroprosesor RISC tidak memerlukan gerbang logik yang banyak. Karena itu dimensi dice IC dan konsumsi daya prosesor RISC umumnya lebih kecil dibanding prosesor CISC. Bukan karena kebetulan, keluarga mikrokontroler PICXX banyak yang dirilis ke pasar dengan ukuran mini. Misalnya PIC12C508 adalah mikrokontroler DIP 8 pin.
CISC dan RISC perbedaannya tidak signifikan jika hanya dilihat dari terminologi set instruksinya yang kompleks atau tidak (reduced). Lebih dari itu, RISC dan CISC berbeda dalam filosofi arsitekturnya. Filosofi arsitektur CISC adalah memindahkan kerumitan software ke dalam hardware. Teknologi pembuatan IC saat ini memungkinkan untuk menamam ribuan bahkan jutaan transistor di dalam satu dice. Bermacam-macam instruksi yang mendekati bahasa pemrogram tingkat tinggi dapat dibuat dengan tujuan untuk memudahkan programmer membuat programnya. Beberapa prosesor CISC umumnya memiliki microcode berupa firmware internal di dalam chip-nya yang berguna untuk menterjemahkan instruksi makro. Mekanisme ini bisa memperlambat eksekusi instruksi, namun efektif untuk membuat instruksi-instruksi yang kompleks. Untuk aplikasi-aplikasi tertentu yang membutuhkan singlechip komputer, prosesor CISC bisa menjadi pilihan.
Sebaliknya, filosofi arsitektur RISC adalah arsitektur prosesor yang tidak rumit dengan membatasi jumlah instruksi hanya pada instruksi dasar yang diperlukan saja. Kerumitan membuat program dalam bahasa mesin diatasi dengan membuat bahasa program tingkat tinggi dan compiler yang sesuai. Karena tidak rumit, teorinya mikroprosesor RISC adalah mikroprosesor yang low-cost dalam arti yang sebenarnya. Namun demikian, kelebihan ruang pada prosesor RISC dimanfaatkan untuk membuat sistem-sistem tambahan yang ada pada prosesor modern saat ini. Banyak prosesor RISC yang di dalam chip-nya dilengkapi dengan sistem superscalar, pipelining, caches memory, register-register dan sebagainya, yang tujuannya untuk membuat prosesor itu menjadi semakin cepat.

macam - macam mainboard

MainBoard
1.Gambar  mainboard terbaru

Pengertian dari mainboard
Sesuai dengan namanya mainboard adalah sebuah papan circuit utama tempat terpasangnya beberapa komponen seperti VGA card, Lan Cards memory, TV Tuner, Video card, dan lainnya. ada juga mainboard yg beberapa komponen diatasnya sudah dibuat onboard (tertanam), jadi ga bisa dicabut. saat sekarang ini mainboard banyak dijual dengan berbagai merk dan fasilitas, hanya saja tergantung kita si pemakai, mau yang bagaimana, yang penting mainboard nya dapat mendukung semua perangkat yg dibutuhkan komputer.

Beberapa bagian dan komponen mainboard.
1.1.Slot Expansi
Slot Expansi adalah tempat dipasangnya kartu-kartu grafis tambahan seperti VGA card, Sound card, LAN card dll. Slot Expansi juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan pada suatu PC sesuai dengan perkembangan teknologi.
1.2.Saluran BUS
Saluran BUS merupakan Bagian dari sistem Komputer yang berfungsi sebagai sarana perpindahan data antar bagian dalam sistem Komputer. Jalur tempat sirkulasi data yang terdapat pada CPU dan perangkat yang ada diluarnya.
BUS merupakan jalur transportasi informasi antara komponen dalam sistem komputer. Bus yang menghubungkan antara CPU dengan memori utama disebut dengan internal bus,sedangyang menghubungkan CPU dengan alat-alat I/O disebut external bus. Didalam internal bus, ubungan antara CPU dengan memori utama dilakukan melalui data bus, dan melalui address bus, serta melalui control bus yang dihubungkan dengan control unit. Sebuah bus dapat menghubungkan beberapa komponen dalam motherboard. Data dipindahkan dari piranti masukan ke CPU, CPU ke memori, atau dari memori ke piranti keluaran.
Saluran BUS terbagi tiga macam yaitu :
1) Bus data, adalah saluran tempat keluar masuknya data pada komponen-komponen dan perangkat dalam Komputer
2) Addres Bus. Merupakan saluran yang menyatakan alamat memori dimana data-data akan disimpan atau diambil.
a. Bus alamat digunakan oleh mikroprosesor untuk memilih lokasi memori atau port yang akan ditulis atau dibaca. Proses pemilihan lokasi ini dilakukan terlebih dahulu sebelum data ditulis atau dibaca dari memori atau port. Pada jalur ini mikroprosesor akan mengirimkan alamat memory yang akan ditulis atau dibaca.
3) Control Bus. Merupakan saluran kontrol agar prosesor bisa mengendalikan seluruh perangkat komponen yang sedang digunakan.
Bus kontrol digunakan mikroprosesor antara lain untuk mengatur memori atau port agar siap ditulis atau dibaca. Bus kontrol juga digunakan memori atau port untuk memberi tahu kesiapan mereka menerima/mengirim data ke mikroprosesor. Karena kedua fungsi ini, maka bus kontrol terdiri dari beberapa jalur unidirectional dengan arah keluar mikroprosesor dan beberapa jalur unidirectional dengan arah masuk ke mikroprosesor.
1. Chipset.
Chipset adalah IC ukuran kecil pada yang mengarahkan aliran data dari CPU ke kartu grafis (VGA) dan Random Access Memory (RAM) dan juga sebagai perangkat yang menentukan software dan hardware yang dapat didukung oleh komputer.
2. Slot RAM (Random Access Memory)
Slot RAM ini berfungsi untuk meletakkan Memory, bentuk slot ini berbeda untuk tiap jenis Memory.
3. Socket Processor
Socket Processor berfungsi sebagai tempat peletakan processor. Selain dalam bentuk socket, juga terdapat dalam bentuk Slot, namun untuk processor masa kini sudah tidak ada lagi yang menggunakan bentuk slot. Sama hal nya dengan slot memory, socket processor ini juga berbeda untuk setiap jenis processor.
4. IDE Connector (Konektor IDE)
IDE Connector berfungsi menghubungkan perangkat penyimpanan data (data internal atau eksternal) Seperti Hard drive, ROM (Read Only Memory), RW (Read and Write Memory), Floppy Drive, Flash Drive.
IDE Connector terdiri dari Primary connector dan secondary connector. Primary connector (konektor primary) berfungsi menghubungkan antara motherboard dengan primary master drive dan piranti secondary master. Sedangkan konektor sekunder (secondary IDE) berfungsi menghubungkan antara motherboard dengan piranti-piranti untuk akses slave seperti CD ROM dan hard drive slave.
5. System BIOS
BIOS, (Basic Input Output System) adalah kumpulan software yang bekerja sebagai penguji dan penyalaan terhadap hardware yang terinstal di computer atau disebut dengan Power On Self Test. Sistem BIOS juga memuat dan menjalankan sistem operasi, mengatur beberapa konfigurasi dasar computer seperti tanggal, waktu, media penyimpanan, proses booting, kinerja dan kestabilan komputer, serta membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
BIOS disimpan dalam chip ROM (Read Only Memory) pada motherboard. agar BIOS dapat dijalankan pada waktu komputer dihidupkan (start up), tanpa harus menunggu untuk mengaktifkan perangkat media penyimpanan terlebih dahulu.
Komponen dasar BIOS :
1. Program BIOS Setup yang dapat mengubah konfigurasi komputer (tipe hardisk, disk drive, manajemen daya listrik, kinerja komputer, dll). BIOS menyembunyikan detail-detail cara pengaksesan perangkat keras yang cukup rumit apabila dilakukan secara langsung
2. Driver untuk perangkat-perangkat keras dasar seperti video adapter, perangkat input, prosesor, dan beberapa perangkat lainnya untuk sistemoperasi dasar 16-bit (dalam hal ini adalah keluarga DOS).
3. Program bootstraper utama yang memungkinkan komputer dapat melakukan proses booting ke dalam sistem operasi yang terpasang.
1. Konektor Power
Konektor Power berfungsi untuk menghubungkan kabel power dari power supply.
2. I/O Port
Input/Output port yang terdiri dari :
1.Port Paralel (LPT1 atau LPT2), merupakan port bagi peralatan yang bekerja dengan transmisi data secara paralel.
2.Port Serial (Com1, Com2)merupakan port bagi peralatan yang bekerja dengan transmisi data secara serial.
3.Port AT/PS2, port ini umumnya digunakan untuk masukan dari keyboard, mouse.
4.USB Port, USB Port (Universal Serial Bus) Port merupakan Port Serial Universal bagi peralatan yang bekerja dengan transimisi data secara serial.
5.Port VGA, merupakan port yang berhubungan langsung dengan monitor.
6.Port Audio, merupakan port yang berhubungan langsung dengan audio seperti Tape, Radio, Speaker dan lain – lain
2.PENGERTIAN DARI RISC DAN CISC
RISC, yang jika diterjemahkan berarti “Komputasi Kumpulan Instruksi yang Disederhanakan”,jadi RISC adalah sebuah arsitektur komputer atau arsitektur komputasi modern dengan instruksi-instruksi dan jenis eksekusi yang paling sederhana. Arsitektur ini digunakan pada komputer dengan kinerja tinggi, seperti komputer vektor. Selain digunakan dalam komputer vektor, desain ini juga diimplementasikan pada prosesor komputer lain, seperti pada beberapa mikroprosesor Intel 960, Itanium (IA64) dari Intel Corporation, AlphaAXPdari DEC, R4x00dari MIPSCorporation, PowerPC dan Arsitektur POWER dari International Business Machine. Selain itu, RISC juga umum dipakai pada Advanced RISC Machine (ARM) dan StrongARM (termasuk di antaranya adalah Intel XScale), SPARC dan UltraSPARC dari Sun Microsystems, serta PA-RISC dari Hewlett-Packard.
CISC (Complex instruction-set computing atau Complex Instruction-Set Computer) (CISC; “Kumpulan instruksi komputasi kompleks”)Jadi CISC adalah sebuah arsitektur dari set instruksi dimana setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memory, operasi aritmetika, dan penyimpanan ke dalam memory, semuanya sekaligus hanya di dalam sebuah instruksi. Karakteristik CISC dapat dikatakan bertolak-belakang dengan RISC.
Sebelum proses RISC didesain untuk pertama kalinya, banyak arsitek komputer mencoba menjembatani celah semantik”, yaitu bagaimana cara untuk membuat set-set instruksi untuk mempermudah pemrograman level tinggi dengan menyediakan instruksi “level tinggi” seperti pemanggilan procedure, proses pengulangan dan mode-mode pengalamatan kompleks sehingga struktur data dan akses array dapat dikombinasikan dengan sebuah instruksi. Karakteristik CISC yg “sarat informasi” ini memberikan keuntungan di mana ukuran program-program yang dihasilkan akan menjadi relatif lebih kecil, dan penggunaan memory akan semakin berkurang. Karena CISC inilah biaya pembuatan komputer pada saat itu (tahun 1960) menjadi jauh lebih hemat.
Contoh-contoh prosesor CISC adalah System/360, VAX, PDP-11, varian Motorola 68000 , dan CPU AMD dan Intel x86.
Istilah RISC dan CISC saat ini kurang dikenal, setelah melihat perkembangan lebih lanjut dari desain dan implementasi baik CISC dan CISC. Implementasi CISC paralel untuk pertama kalinya, seperti 486 dari Intel, AMD, Cyrix, dan IBM telah mendukung setiap instruksi yang digunakan oleh prosesor-prosesor sebelumnya, meskipun efisiensi tertingginya hanya saat digunakan pada subset x86 yang sederhana (mirip dengan set instruksi RISC, tetapi tanpa batasan penyimpanan/pengambilan data dari RISC). Prosesor-prosesor modern x86 juga telah menyandikan dan membagi lebih banyak lagi instruksi-instruksi kompleks menjadi beberapa “operasi-mikro” internal yang lebih kecil sehingga dapat instruksi-instruksi tersebut dapat dilakukan secara paralel, sehingga mencapai performansi tinggi pada subset instruksi yang lebih besar.

PENGERTIAN NAHALEM

EPamor prosesor terbaru Intel yang menggunakan chipset Nehalem tampaknya cukup menantang Extron untuk mencangkokkan sebuah prosesor berinti 4 pada server barunya.
Beruntunglah, kami mendapatkan kesempatan menguji server Extron E400-N2 D504XM yang motherboard-nya mengusung sistem dual socket processor Intel Nehalem dan menggunakan prosesor Intel Xeon X5550 quadcore. Selain itu, server dengan form factor bertipe tower ini diperkuat oleh tiga keping memori generasi DDR3 total 2 gigabyte PC 10600 133 MHz ECC. Jika diperlukan, dapat dilakukan ekspansi memori, karena server ini memiliki 8 slot memori.
Sebuah heatsink utama bersirip banyak dan ditempeli sebuah kipas berdiameter 7 inci digunakan untuk mendinginkan prosesor. Sebuah heatsink kecil digunakan untuk menyerap panas dari chipsetmotherboard. Secara keseluruhan, hawa panas dalam server ini akan dihisap oleh sebuah kipas besar berdiameter 12 inchi dan disemburkan keluar daricasing server.
Untuk meningkatkan kinerja harddisk sebagai storage media, Extron Netsystem E400-N2 D504XM dilengkapi dengan bay (sangkar) harddisk berjenis hotswap sehingga dapat dicabut secara mudah dari pintu yang dibuat secara khusus dengan sistem engsel dan kunci pengaman pada panel depan casing. Di bagian belakang baytersebut (di dalam casing) menempel sebuah kipas berdiameter 9 cm yang berfungsi membantu pendinginan harddisk. Sayangnya, unit uji yang kami uji hanya dibekali 1 harddisk HP jenis SAS 73 gigabyte 15.000 rpm , sehingga kami belum dapat menguji kinerja perangkaian harddisk (RAID).
Panel bagian depan tidak begitu banyak memuat fasilitas, selain sebuah DVD-ROM dan bay harddisk. Sementara panel belakang memuat 2 slot gigabit ethernet, 4 slot USB 2.0, sebuah port D-Sub untuk layar monitor, serta outletdaya listrik dari power supply Enermax Revolution 850 Watt yang memiliki efisiensi daya lebih dari 85 persen.
Setelah puas melihat-lihat kombinasi perangkat keras Extron Netsystem E400-N2 D504XM, kami memersiapkan peranti uji untuk melihat dan menganalisis kinerja server ini. Dua skenario kami siapkan. Yang pertama, Extron Netsystem E400-N2 D504XM kami jadikan web server dengan sistem operasi Windows Server 2008 Enterprise Edition 64 bit dan IIS web server. Kami memasang dua jenis halaman pada IIS, yaitu HTML dan ASP. Khusus untuk halaman ASP, kami merancangnya dengan konten script hitungan matematis yang cukup rumit dan berat. Dalam waktu 10 menit, web server akan dihujani dengan request terhadap halaman HTML dan ASP sebanyak 2000 per detik. Kami akan melihat, sampai user keberapakah error pertamakali terjadi. Demikian pula, sampaiuser keberapakah request mampu direspon oleh server dalam waktu kurang dari 1000 milidetik.
Melalui sebuah kabel jaringan berjenis CAT 5E dan gigabit ethernet pada komputer penguji, kami menggunakantool uji Web Server Stress Tool keluaran Paessler untuk menjalankan pengujian kinerja sebagai web server.
Pengujian kedua, kami tujukan untuk mengetahui kinerja setiap komponen hardware secara terpisah. Kami menggunakan tool SiSoft Sandra Lite.
Setelah beberapa kali melakukan pengujian sebagai perbandingan, kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Error penanganan halaman web HTML terjadi pada user ke 1357, sedangkan error penanganan halaman web ASP terjadi pada user ke 1172. Extron Netsystem E400-N2 D504XM mampu merespon requesthalaman web kurang dari 1000 milidetik pada user ke-1211, tepatnya pada detik ke-339.
Hasil pengujian kinerja setiap hardware menunjukkan bahwa kinerja prosesor cukup bagus, terutama koordinasi antarinti prosesor (multi core efficiency). Namun, kinerja prosesor ini dapat digenjot dengan menambahkan kekuatan keping memori sehingga nilai cache & memori dapat ditingkatkan.
Extron Netsystem E400-N2 mampu menjadi solusi bagi perusahaan skala menengah dan atas yang memerlukan server dengan ketangguhan terhadap besarnya request layanan. Kemungkinan peningkatan kemampuan server cukup luas mengingat masih ada ada socket prosesor kedua dan 5 slot memori yang masih kosong.
source : infokomputer
Spesifikasi
Prosesor Intel Xeon E5550 Quadcore
Memori 2 GB UDIMM DDR3-1333 ECC
Kartu grafis Integrated VGA 64 MB
Harddisk HP 73 GB 15000 RPM SAS dengan sistem hotswap.
Drive optis DVD-ROM
Front/internal expansion bay 4 x hotswap bay.
Network controller 2 x gigabit ethernet.
Port 4 x USB 2.0, PS/2, VGA, COM,
PSU Enermax Revolution 85+ 850 Watt.
Garansi 3 tahun
Situs web www.bhinneka.com
Kisaran harga US$2900